Kamis, 16 Juli 2009

Metode Berfikir Dalam Desain

Secara umum, dalam aktivitas kehidupan manusia dikenal tiga kategori cara berpikir, yaitu cara berpikir logis, berpikir intuitif, dan berpikir prosedural. Beberapa pakar Metodologi desain, seperti Osborn, Gordon, Matchett dan Broadbent beranggapan bahwa bagian yang paling penting dalam proses merancang adalah munculnya gagasan-gagasan yang sebagian besar di antaranya tidak disadari sumbernya oleh desinernya sendiri (Jones, 1979). Pikiran intuitif berorientasi pada hal-hal yang tidak logis, antara lain perasaan, selera, emosi, insting, bahkan tahayul. Hal seperti ini dipahami sebagai kreativitas yang sifatnya irasional (tidak rasional). Sampai batas tertentu hal ini dapat dianalogikan dengan kemampuan binatang tertentu yang berdasarkan insting menciptakan sesuatu yang bagus, misalnya burung atau lebah yang menciptakan sarangnya.

Dalam telaah selanjutnya, cara berpikir seperti ini kemudian dipertentangkan dengan proses pemikiran sistematis, yaitu penelaahan masalah-masalah rasional sebagai dasar untuk menetapkan keputusan desain. Cara berpikir ini disebut pula sebagai berpikir logis atau rasional, karena mengacu pada data atau fakta yang rasional dan dianggap sebagai pikiran yang terarah pada suatu jawaban atau kesimpulan serta penciptaan suatu konsep. Kedua unsur inilah yang kemudian membedakan dua metode berpikir yang melandasi metodologi desain, yaitu berpikir intuitif dan berpikir rasional serta perpaduannya. Cara berpikir intuitif dan berpikir rasional ini diartikan pula sebagai reasoning dan imagining (Lawson, 1990). Berpikir prosedural merupakan proses menilai kembali keputusan yang telah ditetapkan, dan bilamana perlu mengambil keputusan baru.

Metodologi desain mengistilahkan tiga cara berpikir tadi sebagai Metode Kotak Kaca (Glass Boxes), Metode Kotak Hitam (Black Boxes), dan Metode Pengorganisasian dan (Self-Organizing System).

Ketiga metode ini digunakan untuk melakukan telaah teoritis dalam mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan serta gagasan-gagasan menuju keputusan akhir suatu desain.

Metode Kotak Hitam (Black Box Method)

Metode kotak kaca (glass box method) adalah metode berpikir rasional yang secara obyektif dan sistematis menelaah sesuatu hal secara logis dan terbebas dari pikiran dan pertimbangan yang fidak rasional (irasional), misalnya sentimen dan selera. Metode ini selalu berusaha untuk menemukan fakta-fakta dan sebab atau alasan faktual yang melandasi ter adinya suatu hal atau kejadian dan kemudian berusaha menemukan alternatif solusi atas masalah-masalah yang timbul. Metode berpikir seperti ini lazim pula disebut sebagai reasoning.



CIRI UTAMA METODE KOTAK KACA ANTARA LAIN:

  • Sasaran serta strategi desain telah ditetapkan secara pasti dan jelas sebelum telaah (analisis) dilaksanakan.

  • Telaah desain dilaksanakan secara tuntas sebelum solusi atau keputusan yang diinginkan ditetapkan.

  • Sebagian besar evaluasi bersifat deskriptif dan dapat dijelaskan secara logis.

  • Strategi perancangan ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses analisis, biasanya dalam susunan sekuensial, walau ada kalanya dalam bentuk proses paralel, meliputi komponen atau bagian persoalan yang dapat dipilah.



Metode Kotak Kaca (Glass Box Method)

Kebalikan dari metode kotak kaca, metode kotak hitam (black box method) adalah metode berpikir intuitif dan disebut pula sebagai imagining.

CIRI UTAMA METODE KOTAK HITAM ANTARA LAIN:

  • Sasaran desain tidak ditentukan secara pasti dan bisa berubah sesuai perkembangan pikiran desainer maupun tambahan masukan data.

  • Keputusan desainer dikendalikan oleh masukan data terakhir tentang masalah yang dihadapi, juga masukan dari kasus-kasus lain yang hampir sama atau setara (analogi), ditambah dengan masukan dari pengalaman diri desainer sendiri.

  • Keputusan desainer dapat diambil lebih cepat tetapi bersifat acak (random) dengan mengabaikan sementara kelaziman yang berlaku di kalangan masyarakat atau sebaliknya untuk mengakomodasi dan mengikuti kehendak masyarakat.

  • Dalam benaknya desainer mencerna dan memanipulasi citra yang merepresentasikan struktur persoalan secara menyeluruh, kemudian dengan cara yang sering tidak dapat diduga mentransformasikan masalah yang rumit menjadi sederhana clan sekaligus menghasilkan keputusan akhir. Dalam metodologi desain, proses seperti ini sering disebut leap of insight.

Untuk melaksanakan pendekatan dengan metode kotak hitam, seorang desainer dituntut untuk memiliki pengalaman serta, referensi yang banyak Berta Jaya pikir yang tajam, meliputi kecepatan berpikir, fleksibilitas berpikir dan orisinalitas berpikir.

Langkah-langkah pemikiran desainer dalam proses eksplorasi kotak hitam antara lain berupa analogi, aplikasi, spekulasi dan intuisi.



Metode Pengorganisasian Diri

Metode kotak kaca maupun metode kotak hitam sama-sama bertujuan memperluas lingkup dan wilayah eksplorasi untuk mencapai solusi pemecahan masalah desain. Kelemahan utama kedua metode ini adalah bahwa altematif keputusan yang dihasilkan biasanya masih terlalu lugs untuk dieksplorasi lebih lanjut. Salah satu cara mengatasi hal ini ditawarkan oleh Metode Pengorganisasian Diri (Self-Organizing System), antara lain meliputi proses:

  • Memilah-milah permasalahan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang dapat ditelaah secara logis dan analitis dengan metode kotak kaca.

  • Berdasar komponen-komponen yang dihasilkan oleh telaah tersebut maka keputusan akhir diambil secara intuitif menggunakan metode kotak hitam.

8 komentar:

  1. gimana kalau mikir out of the box... atau barangkali seperti john thackara http://yoxx.blogspot.com/2007/10/i-think-it-worth-to-share-to-you-my.html

    BalasHapus
  2. waahh... saya bingung baca nya mas...
    sebaiknya ditata dulu sebelum dipost

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus